Program - Paratiga

Paratiga

Paratiga, nama dengan sound yang indah, sebenarnya hanyalah singkatan dari Paduan suara Gedong tiga. Gagasan pertama muncul sekitar 2015, saat peresmian Gedong tiga menjadi rumah hindu dharma, semacam titik nol, hindu dharma karena membawa misi pencerahan umat dalam baner Nirtaning jihwa.


Kesadaran bahwa upaya upaya pencerahan Hindu memang harus dilakukan dari berbagai sudut pandang dan ranah ruang. Secara real klasik konvensional, Wartam mengambil bentuk majalah, sebagai jendela hindu dharma. Seiring perkembangan dunia pendidikan, ternyata membaca saja masih dianggap kurang, apalagi, kesadaran akan perkembangan psikologi human being. Milenium ketiga ini, menjadi tonggak, peradaban manusia bergerak dari homo sapiens, ke homo videns. Anak anak milenial, lebih memilih sounding titimnang lambang aksara yang tertulis dalam koran, majalah, atau naskah lainnya. Apalgi perkembangan teknologi, mobile phone, yang amat pesat. Maka informasi klasik lewat literal diangap nyaris ketinggalan jaman. Menanggapi perkembangan inilah, digagaslah model nadawacana, sebagai kumandang ajaran Tattwa susila dan acara, dibalut dengan nada nada sederhana, iringan gitar bolong. Maka lahirlah Paratiga, paduan suara gedong tiga. Yang kini eksis dalam canal Youtube, Kidung Hinduni. Berbagai, lagu pop Hinduni telah dilahirkan dalam album album menumental, seperti Bhagawadgitar, Nada samuscaya, Sundari Nada, Japam, dan Irama Wedatama